Social SEO: Is It a Thing or Not?

Social SEO: Is It a Thing or Not?

Sekarang (atau tepatnya dalam beberapa tahun ke belakang) sudah sering kita dengar di dunia digital marketing istilah social media SEO, atau yang berdasarkan Hootsuite, mereka menyebutnya social SEO.

Moz pun punya artikel yang membahas tentang ini (walaupun yang ini spesifik membahas tentang TikTok).

Pada dasarnya, praktiknya tidak jauh-jauh dari melengkapi informasi serelevan mungkin di tiap aspek media sosial, contohnya:

  • Alternative text (untuk konten gambar),
  • Script atau subtitles (untuk konten video),
  • Keyword di bio, deskripsi, atau caption,
  • Location tag, dsb.

Dan untuk media sosial yang bentuknya community platform dan kontennya sebagian besar adalah teks (seperti Quora), optimasinya sebenarnya adalah SEO itu sendiri.

Pertanyaannya, untuk beberapa media sosial seperti Instagram, apakah hal itu memang SEO atau hanya bagian lain dari social media optimization?

SEO atau bukan SEO

Tentu saja saya setuju dengan seluruh tips tersebut. Namun, hal yang harus diperhatikan adalah relevansi dan manfaatnya terhadap user.

Sering kali kita menerapkan tips tetapi lupa tujuan utama dari optimasi yang dilakukan, sehingga, fokus pada hal-hal yang kurang relevan.

Contoh paling sederhananya di dunia SEO adalah:

  • Keyword density,
  • Jumlah artikel,
  • Panjang artikel, dsb.

Untuk jawaban dari pertanyaan apakah optimasi ini termasuk SEO?

Selama optimasi ini memudahkan user untuk menemukan kita lewat search engine, yes, ini semua adalah bagian dari SEO.

Tapi apakah tips ini masuk ke salah satu channel digital marketing? Saya rasa tidak.

Sepakat dengan pendapat Om Ridho Putradi S'Gara (Founder dan CEO Search Agency), "Pada dasarnya social media itu discovery platform, performance utamanya adalah engagement."

Beliau juga menambahkan di lain kesempatan, "Nature-nya social media itu sulit untuk berubah dari discovery platform ke search driven platform."

Tergantung, dan jangan lupa konteks

Sebagai konteks, fokus utama kita sebagai SEO specialist adalah mengoptimasi aset agar mudah ditemukan di mesin pencari, yang dalam hal ini adalah search engine (Google Search, YouTube, Bing, Yahoo, Ecosia, DuckDuckGo, dsb.)

Untuk platform seperti TikTok, Facebook, Instagram, Twitter, apakah termasuk?

Selama konten dari platform tersebut bisa di-search dan muncul di search engine yang telah disebutkan tadi, yes, bisa jadi.

Namun, lagi-lagi, rasanya semua ini lebih ke optimasi media sosial. Itulah kenapa channel-nya dinamakan social media organic/marketing.

Best practice

Benar beberapa konten di Instagram bisa disearch melalui Google, karena pada dasarnya platform ini adalah website (punya domain, robots.txt, dsb.) tetapi indexability-nya masih terbatas.

Jadi, bisa dibilang optimasi SEO di media sosial ini penting. Namun, jangan pernah lupakan hal-hal yang lebih penting lagi yaitu, mengoptimasi untuk user yang ada di masing-masing platform.

Tips

Saya punya experience menghandle beberapa media sosial, terutama Twitter, LinkedIn, Quora, dan Instagram (termasuk Mastodon, walaupun jarang yang memfungsikan platform ini untuk jadi revenue channel).

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan chance konten kita dapat lebih mudah dicari via search engine (terlepas apakah hal ini masuk ke dalam ranah SEO atau SMO) adalah sebagai berikut:

Instagram

Konten Instagram paling sulit untuk terindex di search engine seperti Google dan Bing, selain karena pengaturan robots.txt-nya, mereka heavy di JavaScript.

Yang paling penting agar Instagram profile kita bisa di-search via Google adalah dengan optimasi homepage.

Sisanya, lakukan best practice yang biasanya diterapkan social media specialist.

Penting diingat, tujuan media sosial adalah bersosialisasi dan banyak jajak pendapat dari para praktisi media sosial bahwa sebagian besar user di Indonesia lebih memilih konten yang menghibur daripada mengedukasi.

Jadi, bisa di-balance dalam content plan antara dua jenis konten ini.

Untuk tips lainnya yang mungkin juga berlaku untuk hampir seluruh media sosial adalah:

  • Profile (nama, handle, bio)
  • Alt text
  • Closed caption (jika memungkinkan)

Twitter

Dibandingkan dengan media sosial lainnya yang dibahas di sini, Twitter rasanya jadi yang paling search engine friendly. Namun, penting diingat untuk:

  • Lengkapi profile dan informasi serelevan mungkin
  • Gunakan alt text
  • Maksimalkan open graph properties jika sharing halaman web ke Twitter
  • Gunakan fitur Twitter seperti poll, DM, multimedia, dsb.
  • Jangan lupa meme

Hal-hal lain terkait optimasi di Twitter, dapat dicek di blog resmi mereka.

LinkedIn

  • Optimasi profile sesuai rekomendasi LinkedIn
  • Hindari typo dan kesalahan penulisan (it's LinkedIn)
  • Upload konten dalam bentuk PDF jika ingin menampilkan slides
  • Gunakan maksimal 3 hashtag yang relevan atau tidak sama sekali
  • Untuk konten artikel, gunakan LinkedIn Pulse (bukan post) dan treat dengan SEO pada umumnya 

YouTube

Ini tambahan (tapi penting), dan hal-hal berikut bisa membantu konten video kamu di YouTube jadi lebih search friendly.

  • Filename (buat sama dengan judul)
  • Deskripsi (termasuk link di dalamnya)
  • Tag (bila perlu)
  • Buat topic authority dengan playlist
  • Closed caption
  • Timestamps
  • YouTube cards dan end screens
  • Thumbnail

Untuk info optimasi YouTube lainnya, bisa dicek di YouTube Blog.

Untuk tips optimasi media sosial lainnya (termasuk TikTok) bisa dicek di salah satu post dari Hootsuite berikut ini, Social SEO: How to Help People Find You on Social Media.

Lalu, jangan lupa cek tren media sosial di 2023 juga berdasarkan Hootsuite.

Semoga bermanfaat.

Komentar