7 Tips Menulis Konten Artikel untuk SEO

tips menulis artikel yang optimized tidak hanya untuk user, tetapi juga untuk search engine

Judul yang tepat untuk tulisan ini sebenarnya adalah tips menulis artikel dan mengoptimasinya tidak hanya untuk user, tetapi juga untuk search engine–but, you get the point.

Tujuan menulis konten pada dasarnya adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan user, baik itu untuk kebutuhan informasi, inspirasi, navigasi, maupun purchasing atau pembelian.

Itulah mengapa populer istilah empat macam keyword yang menggambarkan intent. Keempat keyword tersebut (sesuai kebutuhan user tadi) adalah:

  • Informational keywords
  • Navigational keywords
  • Commercial keywords
  • Transactional keywords

Dalam tulisan ini akan dibahas apa itu SEO-friendly content dan tips menulis konten artikel.

FAQ

Apa itu SEO-friendly content?

SEO-friendly content adalah jenis konten yang dibuat dengan baik dan secara bersamaan memudahkan mesin pencari untuk berpotensi memberikan peringkat tinggi terhadap konten tersebut di SERP.

Hal yang perlu digaris bawahi adalah, konten SEO-friendly harus menjawab intent user, unik, berkualitas, dan berisi informasi yang membantu search engine menemukan, memahami, dan me-ranking konten ini.

Google sudah panjang lebar menjelaskan tentang quality content ini di Search Quality Evaluator Guidelines.

Berapa kata minimal konten yang harus dibuat agar SEO-nya bagus?

Tergantung.

Pertanyaan ini rasanya kurang tepat, alih-alih fokus pada jumlah kata, lebih baik fokus ke kualitas dan value dari konten yang ditulis. Hal utama yang harus dilakukan konten adalah untuk “satisfy users”.

Banyak penjelasan di internet yang menunjukkan adanya korelasi antara panjang konten (dalam hal ini artikel) dengan performa SEO. Satu hal yang harus diperhatikan adalah “correlation does not imply causation”.

Ada banyak faktor yang menempatkan suatu konten muncul di halaman atau ranking pertama Google, dan hal ini jelas bukan perkara jumlah kata saja.

Ahrefs pernah melakukan analisis tentang ini dalam artikel Short-Form vs. Long-Form Content dan How Long Should Blog Posts Be. Kesimpulan dari hasil analisis mereka adalah untuk fokus pada memenuhi kebutuhan user, bukan jumlah kata.

Bagaimana cara membuat SEO-friendly content?

Dengan mengikuti Google Search's Helpful Content System dan Search Quality Evaluator Guidelines dalam hal kualitas konten.

Selain itu, berikut 7 tips lainnya dalam menulis konten artikel untuk SEO.

1. Buat konten original

Create helpful, reliable, people-first content.

Hal yang paling utama adalah buat konten yang original dan high-quality. Semua search engine punya system untuk memastikan konten yang ditampilkan di halaman pencarian adalah konten yang unik dan berkualitas.

Google sendiri berkali-kali melakukan Helpful Content Update (bagian dari Google Search's Helpful Content System) yang merupakan upaya mereka dalam memastikan user melihat konten original dan bermanfaat di hasil penelusuran.

Selain itu, Google juga punya Original Content Systems dan Spam Detection Systems (termasuk di dalamnya SpamBrain) untuk memastikan hasil pencarian berisi konten yang paling bermanfaat dan relevan untuk user.

Konten yang dihasilkan dari scraping berbagai halaman di internet dan menyatukannya tanpa menambahkan value lain juga dapat dianggap sebagai low-quality content.

Hal yang paling penting dalam membuat konten adalah:

  • Pastikan konten yang dibuat punya tujuan untuk membantu user, serta
  • Berikan informasi yang relevan dan andal (reliable).

Jika kamu sudah memastikan kedua hal ini, kamu tidak perlu khawatir akan seluruh sistem yang dimiliki Google. Sebagai tambahan, cek dan update berkala performa konten kamu di SERP.

Bagaimana dengan penggunaan AI?

Jawaban singkat untuk pertanyaan ini adalah selama konten tersebut masih dilakukan quality control, fact checking, dan terdapat added value, silakan menggunakan tools AI untuk membantu membuatnya.

Konten yang di-generate oleh AI tools dengan tujuan memanipulasi ranking jelas tidak disarankan.

Hindari langsung mempublikasikan 100% hasil tulisan tools AI ini, karena pada akhirnya, konten yang dibuat adalah untuk dibaca user.

2. Perhatikan EEAT

Merupakan singkatan dari Experience, Expertise, Authoritativeness and Trust.

EEAT adalah update terbaru dari EAT (per Desember 2022), konsep ini diperkenalkan pada 2014 dalam Search Quality Rater Guidelines (yang sekarang menjadi Search Quality Evaluator Guidelines).

Pada dasarnya EEAT adalah konsep yang digunakan Google dalam mengevaluasi apakah search engine memberikan informasi yang berguna dan relevan.

Dalam meningkatkan hasil assesment ini, Google menambahkan satu lagi E yang merupakan kepanjangan Expeirnece dari yang awalhnya hanya EAT.

Experience di sini menekankan pada real experience, misalnya penggunaan dari suatu produk.

Jadi, sebagai creator yang kontennya di-index dan di-ranking, ketika kamu menulis konten artikel tentang suatu produk atau melakukan review suatu servis atau produk, atau kamu menulis review tentang restoran atau cafe, poin-poin berikut jadi tamahan informasi yang baiknya ditambahkan:

  • Apakah kamu benar-benar menggunakan produk atau servis tersebut
  • Apakah kamu benar-benar mengunjungi suatu tempat yang kamu review atau tidak
  • Apakah kamu menulis konten hasil interview orang yang benar-benar mengalamai kejadian yang diliput

Konsep ini sebenarnya bukan hal baru, dan hal ini linear dengan original content seperti yang dibahas di poin pertama.

Pada dasarnya, menulis konten artikel adalah tentang seberapa bagus artikel yang kamu tulis dan seberapa bermanfaatnya artikel tersebut untuk user.

3. Beri nama yang jelas di file gambar

Google sudah punya dokumentasi official tentang ini di Search Central dengan judul Google image SEO best practices.

Google mengekstrak informasi dari gambar yang ditambahkan di halaman seperti keterangan (caption), nama file gambar, judul gambar, serta informasi di sekitar gambar dan menggunakan informasi tersebut untuk kebutuhan memberikan hasil pencarian yang paling relevan.

Tidak jarang, gambar ini akan muncul di hasil pencarian gambar jika memiliki informasi yang cukup dan relevan terhadap search query dari user.

Nama file gambar sebaiknya disesuaikan dengan tampilan gambar itu sendiri dan konteks dari gambar tersebut di halaman konten.

4. Cek ukuran gambar

Gambar yang ukurannya besar dapat mempengaruhi kecepatan loading page dan biasanya gambar jadi hal yang paling umum untuk dioptimasi terkait LCS.

Pastikan kamu melakukan compression terhadap gambar yang akan kamu tambahkan di halaman website atau konten. Salah satu tools rekomendasi untuk image compression ini adalah Squoosh (aplikasi image compression open-source yang dibuat oleh tim dari GoogleChromeLabs).

Ukuran file gambar yang disarankan beragam (tergantung konteks) dan kita tidak fokus pada ukuran gambar tertentu.

Fokus utama optimasi ukuran gambar adalah untuk menyediakan user experience yang baik dan loading page yang cepat. Kamu bisa cek site speed lewat PageSpeed Insights.

Berikut penjelasan singkat dari John Mueller tentang best practice dari gambar:

5. Tambahkan alt text

Alt text membantu accessibilty halaman konten atau website dengan memberikan deskripsi singkat tentang gambar.

Google menggunakan alt text bersamaan dengan algoritma computer vision pada halaman website atau konten untuk memahami relevansi dari gambar.

Ketika menambahkan alt text, pastikan menambahkan informasi yang bermanfaat dan relevan tentang gambar dan hindari keyword stuffing.

Kamu bisa menambahkan alt text di CMS seperti WordPress dengan sangat mudah, kamu hanya perlu mengakses media library atau mengisi form alt text sesaat setelah kamu meng-upload gambar ke CMS.

Berikut video lawas dari Matt Cutts menjelaskan pentingnya alternative text.

6. Tambahkan internal link sesuai role artikel

Internal link adalah link yang menuju ke halaman berbeda, tetapi masih tetap berada pada website yang sama.

Internal link jika dimanfaatkan secara tepat dapat membantu indexing, meningkatkan user experience, dan membantu conversion.

Hal yang harus diperhatikan dalam membuat internal link di dalam konten adalah, harus memberikan konteks tentang halaman yang dituju.

Ada banyak teknik dan tips optimisasi internal link. Namun, hal yang paling penting diperhatikan adalah internal link harus sesuai dengan role artikel atau konten dan penempatan internal link harus membantu user dalam journey mereka.

7. Gunakan URL best practice

Tips terakhir dalam tulisan ini tentang menulis konten artikel untuk SEO (yang lebih tepatnya dioptimasi tidak hanya untuk user, tetapi juga untuk search engine) adalah menerapkan best practice dalam menentukan URL.

Pastikan URL cukup singkat, tetapi juga menggambarkan konteks dari halaman konten, hindari underscores dan keyword stuffing, serta perhatikan penggunaan angka dalam URL.

Demikian tips menulis konten artikel dan sedikit optimasi agar “SEO-friendly”. Perlu diingat, jumlah kata dan beberapa tips di tulisan ini hanya sebagian kecil faktor agar artikel kamu perform di SERP.

Hal yang paling penting adalah menulis konten yang relevan dan menjawab intent user.

Sebagai tambahan dalam proses menulis konten aritkel, baca juga tips menulis artikel yang SEO friendly.

Cek artikel tentang SEO lainnya!

Komentar