Content Analysis to Increase Traffic

Content Analysis to Increase Traffic

Beberapa waktu lalu (29 April 2023) saya berkesempatan untuk sharing-sharing tentang content analysis ke teman-teman di Haloka.

Menariknya, saya dapat kesempatan ini berkat referensi dari Mas Ilman Akbar (owner DailySEO ID) 👍🏼

Perlu diperhatikan, content analysis di sini konteksnya spesifik dalam ruang lingkup SEO—bukan studi dalam menganalisis konten seperti yang dimaksud dalam Wikipedia.

Ketika diminta sharing tentang ini, teman-teman dari Haloka juga menyampaikan bahwa goal mereka adalah untuk membangun konten dan meningkatkan traffic ke website.

Berikut learning objectives yang diharapkan:

  • Understand how to evaluate content
  • Knowing how to use tools to assess the effectiveness of content
  • Understand what steps to take after evaluating the content

Dari sana, saya cukup punya gambaran dan mencoba membuat kerangka materi seperti berikut ini:

  • Goals of our content
  • What makes content effective?
  • Content analysis before publication
    • Research
    • Content production
  • Content analysis after publication
    • Focus metrics
    • Metrics breakdown

Selain itu, kita juga membahas beberapa hal berikut:

  • Content lifecycle
  • Writing best practices
  • Backlink
  • Tools

Versi lengkap dari outline materinya dapat diakses via Google Docs.

Mari kita bahas.

Content analysis adalah proses mengevaluasi konten baik yang akan diproduksi atau yang sudah ada (existing asset), termasuk faktor-faktor yang dapat membantu atau menghambat performa organik suatu konten.

Harapannya, dengan melakukan content analysis kita bisa menentukan optimasi apa yang akan dilakukan ke depannya untuk mencapai performa konten yang lebih baik.

Jadi, apa yang sebenarnya dilakukan ketika menganalisis konten?

Saya membaginya jadi dua:

  • Sebelum publish konten
  • Setelah publish konten

Sebelum publish konten

Tentukan goal

Apa saja yang harus dilakukan sebelum mem-publish konten?

Tentu harus tentukan dulu goal dari kontennya.

Om Ridho Putradi S'Gara punya framework yang bagus untuk menentukan goal ini, namanya SEO Goals Triangle.

Framework ini bisa digunakan untuk banyak hal dan tidak terbatas hanya untuk konten, tetapi juga untuk proses SEO secara keseluruhan.

Dari segi konten, goal-nya bisa berupa clicks, traffic, leads, sales, reach out, dsb.

Sebaiknya, goal dari konten ini harus align dengan goal bisnis (jika produksi konten untuk bisnis sebagai bagian dari marketing activity).

Untuk blogger pribadi? Bisa saja goal-nya reach out dari brand untuk diajak bekerja sama, undangan event, dsb.

Tips dalam men-set up goal dari saya:

  • Determine your objectives
  • Build a process
  • Set SMART goals
  • Develop strategy
  • Track and measure
  • Rinse and repeat
At the end of the day, kita harus punya goal dari konten dan konten yang efektif itu sendiri.

Apakah goal bisa berubah? Kapan harusnya mengganti goal?

Jawabannya, bisa.

Kapan harusnya mengganti goal? Tergantung.

Disesuaikan dengan kondisi market, user, dan bisnis.

Itulah kenapa goal dan strategi produksi konten harus terus di-update.

Untuk praktik biasanya yang saya lakukan, jika ideal, kita akan switch goal per 3 bulan atau quarter.

Jadi, Q1 fokus ke produksi, Q2 optimasi, Q3 amplifikasi.

Tentu ini bisa berbeda, tergantung kondisi dan kebutuhan.

Perihal amplifikasi konten, Om Ridho Putradi S'Gara punya konten yang seru tentang ini bareng dengan Kak Andrew Prasatya di YouTube Search Ageny.

Apakah goal-nya bisa multi-objective?

Bisa.

But, again. Disesuaikan dengan goal besarnya.

Idealnya, setiap goal harus ditentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapainya. Layaknya kita mendesain OKR.

Contoh paling sederhana untuk blogger, misalnya.

Goal-nya adalah dapat undangan untuk mengisi event dari brand karena dianggap cukup bisa untuk sharing dan dapat pekerjaan menulis paruh waktu.

Itu dua goal yang berbeda dan sebaiknya langkah-langkah untuk mencapainya juga dibedakan.

Apa yang membuat suatu konten efektif?

Konten yang efektif adalah konten yang bisa mencapai goal-nya dalam waktu tertentu yang telah ditargetkan.

Proses analisis konten

Kembali ke konten, proses analisis sebelum mem-publish konten (masih menentukan ingin membuat konten seperti apa) dari saya adalah sbb:

  • Lakukan keyword research
  • Tentukan topik apa saja yang akan dibahas ke depannya
  • Cek SERP → amati search intent
  • Tentukan konten yang sudah ada di SERP dengan konten ideal yang ingin kita baca
  • Catat apa saja additional value yang bisa kita tambahkan ketika menulis konten baru (termasuk angle penulisan konten)
  • Cek PAA untuk mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan terkait konten yang akan dibuat (gunakan tools seperti AlsoAsked untuk memudahkan)
  • Buat outline yang lebih baik dari konten yang sudah ada → wawancara praktisi atau subject matter experts jika dibutuhkan
  • Tulis konten sesuai outline yang sudah dirancang
  • Edit → publish

Beberapa hal penting di sini adalah menyesuaikan konten dengan search intent.

Juga, untuk meningkatkan value dari konten dan memenuhi kriteria EEAT, jika bisa, lakukan wawancara dengan SME (Subject Matter Expert), serta pastikan konten yang kita tulis benar-benar bermanfaat bagi user yang membaca.

Untuk hal ini, kamu bisa merujuk pada Search Quality Evaluator Guidelines dan artikel dari Google yang berjudul Creating helpful, reliable, people-first content.

Setelah publish konten

Setelah kita melakukan analisis, lalu memproduksi konten dan publish.

Langkah selanjutnya adalah menganalisis konten yang sudah ada sebelumnya.

Hal yang penting diperhatikan adalah metrics. Namun, tidak semua metrics harus diberikan perhatian yang sama.

Hindari fokus pada vanity metrics dan jangan lupa metrics yang diperhatikan harus mendukung goal besar kita.

Focus metrics and metrics breakdown

Metrics apa yang harusnya difokuskan? Again, based on your goals.

Beberapa contoh:

Setelah menentukan kita akan fokus pada metrics tertentu, kembali kita melakukan analisis.

Hal yang paling dasar dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Cek Google Search Console (disarankan untuk fokus ke pages terlebih dahulu sebelum search queries)
    • Duplicate content
    • Decaying content
    • Dropping organic CTR
  • Check additional questions the audience needs to answer about the topic
  • Talk to your readers
  • Cek Google Analytics
  • Cek SERP (untuk melihat kondisi real estate di sana, apakah terdapat featured snippet, dll.)
  • Kumpulkan juga data-data dari tempat lain
    • Check additional questions the audience needs to answer about the topic
    • Talk to your readers
  • Make conclusions from the data
  • Lakukan analisis, optimization apa saja yang kiranya bisa dilakukan untuk konten mencapai goal

Optimize your content

Setelah melakukan sekian banyak analisis di atas, kita harus update dan optimize existing content.

Setelah existing content selesai dioptimasi (dibuat jadi lebih relevan dan lebih bagus), saatnya expand dan produce lebih banyak konten dengan melakukan analisis sebelum publish konten kembali.

Perlu diingat ☝🏼

Creating valuable content will increase the probability we gain more organic traffic.

And here are tons of factors that can affect traffic to your website.

But, if things go well, you can achieve growth through content.

Content lifecycle

Jadi, konten apa pun yang kita publish di internet (jika berhasil, kontennya dibagikan via berbagai channel, dsb.) akan terus mendapatkan views, traffic, dsb. dalam waktu tertentu sampai saat di mana hal itu tidak terjadi lagi.

Rand Fishkin (yang punya Moz dulunya, dan sekarang Founder dan CEO SparkToro) punya sebutan untuk content lifecycle ini, yaitu:

Spike of hope and flatline of nope.

Bentuknya kurang lebih seperti ini.

Content lifecycle by Rand Fishkin (illustration by Ahrefs)

Itulah mengapa penting untuk melakukan content analysis sebelum publish dan content update setelah beberapa waktu tertentu.

Kurang lebih bentuknya seperti ini (walaupun ide awalnya passive traffic di gambar adalah hasil dari konten yang dioptimasi, but you get the point lah 👍🏼)

Content lifecycle optimized by Ahrefs

Writing best practices

Beberapa best practice dalam menulis konten dari saya adalah termasuk memerhatikan beberapa hal berikut:

  • Font,
  • Paragraphing,
  • Bullets and numbering,
  • Flow of info,
  • Not forcing keywords,
  • Section, etc.

Resource lain yang bagus untuk belajar tentang penulisan adalah Ahrefs.

Berikut beberapa blog post dari mereka yang bisa dijadikan bahan belajar untuk menulis konten:

Anyway, dari 650 blog post yang Ahrefs punya saat tulisan ini di-publish, saya sudah mengurasinya menjadi hanya beberapa.

Hasil kurasi ini cocok dibaca dan masih relevan dengan tulisan ini karena isinya merupakan tulisan tentang content strategy, topic cluster, content production, dan content planning.

List-nya bisa diakses di Notion.

Backlink

Saya lebih banyak menulis tentang backlink di DailySEO ID (lengkap dengan wawancara dengan pelaku pencari backlinknya 😅).

Jadi, stay tune di sana saja.

Tapi, hal penting yang perlu disampaikan tentang backlink adalah:

Backlink itu penting, tapi setiap backlink itu tidak dianggap sama oleh Google.

Danny Sullivan (Founder Search Engine Land, former analyst dan search journalist yang sekarang jadi Public Liaison for Search di Google) dalam course-nya yang berjudul Danny Sullivan on SEO menjelaskan sedikit tentang backlink yang representasinya kurang lebih layaknya vote.

Jadi, penting untuk seorganik dan serelevan mungkin mendapatkan backlink ini.

Saya juga punya banyak bacaan tentang backlink ini, tetapi lupa disimpan di mana. Mungkin ke depannya saya akan bahas lebih dalam tentang ini, mungkin 😅

Tools bermanfaat yang bisa digunakan

  • Search Console
  • Google Analytics 4
  • Ahrefs
  • Google Trends
  • AlsoAsked
  • Yoast
  • Clearscope
  • SERPs (the search engine itself)

Ingat! Tools hanyalah tools. Sejatinya tools membuat pekerjaan kita jadi lebih mudah. Hal yang lebih penting di sini adalah analisis dan strategi untuk memproduksi dan mengembangkan kontennya.

Demikian sedikit penjelasan dan approach terhadap analisis konten untuk meningkatkan traffic.

Jika ada pertanyaan atau ingin diskusi, let me know in the comment 👇🏼

Deck presentasi ini bisa kamu akses di Canva.

Komentar